Ketika Mimpi Seakan Pergi

Cepat sekali waktu berlalu. rasanya baru kemarin aku tiba di pelabuhan tanjung priuk jakarta, terkagum-kagum di ujung haluan kapal...




Cepat sekali waktu berlalu. rasanya baru kemarin aku tiba di pelabuhan tanjung priuk jakarta, terkagum-kagum di ujung haluan kapal dobonsolo melihat puluhan kapal raksasa berhamburan di permukaan laut. di kampungku tidak pernah melihat kapal-kapal sebesar ini.
di jakarta aku kesana-kemari membawa buku panduan naik busway keliling jakarta, pontang-panting mencari pekerjaan di tengah kota gemah ripah metropolitan, belajar tersendat-sendat logat betawi berusaha keras agar tidak terlihat kampungan.

ternganga di depan tugu monas sambil tak henti-hentinya mengucapkan subhanallah demi kekaguman kepada sang kuasa yang telah menciptakan seluruh alam dan isinya. di sini aku akan memperjuangkan mimpiku. mimpi yang sangat sederhana menurut orang lain namun sangat berarti bagiku.

di kursi taman di bawah tugu monas, aku melamun, lalu menarik garis perjalanan dari titik awal aku beranjak. dari pinggiran kota di pulau sulawesi yang sangat jauh dari keramaian. dari situlah aku bermula. saking terpencilnya daerahku, jika kuceritakan pada orang-orang, mereka langsung mengerutkan dahi dengan heran bertanya "gorontalo planet mana?" tanya mereka tanpa merasa bersalah sedikitpun.

dari satu komunitas yang rakyatnya sangat patuh terhadap pemerintah, sehingga jika pejabat mampir di warung kopi seisi warung langsung diam seakan takut untuk bernapas. tak heran profesi PNS dan POLISI menjadi idola para orang tua yang memiliki anak gadis manis dan cantik-cantik.

yang bernasib buruk frustrasi akibat gagal menjadi PNS atau POLISI terpaksa mencari profesi lain yang memang tak ada banyak pilihan selain menjadi petani, nelayan, kuli kasar, atau profesi favorit orang-orang yang pasrah yaitu menjadi supir BENTOR (becak yang di modifikasi disambung motor)
jika dulu aku tak memberanikan diri  untuk bermimpi, mungkin sangat jelas saat ini aku masih tetap  menganggur  atau setidaknya menjadi kuli kasar dari pagi sampai sore menguras tenaga demi untuk menyambung hidup.

Aku menolak semua itu, aku menolak perlakuan  buruk nasib pada diriku, meskipun disini aku belum menjadi siapa-siapa, walaupun mimpiku seakan pergi, namun ia masih ada didepanku, terkekeh menantangku untuk mengejarnya.
Detik ini di jantung kota metropolitan, di antara gemuruh takbir dan tahmid terpantul-pantul didinding gedung-gedung pencakar langit. Semangatku kembali terbakar, aku akan mengejar mimpiku.

Dua hari lalu, hari terakhir masuk kantor menjelang idul fitri, pak Isa Alamsyah atasanku mengingatkan kembali akan mimpiku ketika aku menyerahkan setumpuk buku karangannya untuk ditanda tangani. “apakah kau telah lupa dengan mimpimu menjadi penulis?, bagaimana dengan tulisanmu, sudah berapa halaman?, apakah kau tidak ingin menandatangani bukumu sendiri?, ingat itu adalah mimpimu!” kata pak isa tegas sambil menatapku tajam, tak kuat aku memandangnya.

Aku terdiam tubuhku bergetar hebat,  kupalingkan wajahku melihat kaver buku baru yang akan terbit, dibagian atasnya tertulis  jelas “Memperkenalkan Galuh Chrysanti Peserta Terbaik Writing Workshop Asma Nadia “
Detik itu juga, aku merasakan sepi yang diam-diam menyelinap masuk kedalam hatiku, yang semakin membuat aku terpuruk kedalam perasaan mengharu biru tak tertahankan.
Dadaku sesak dengan perasaan putus asa. Inginnya aku berteriak sejadi-jadinya menyesali ketidakmampuanku untuk mengejar mimpiku, untuk menggapai cita-cita yang telah aku ikrarkan yang disaksikan langit dan bumi. Tak terasa air mataku menepi dipelupuk mata, aku telah gagal, pengorbananku selama ini telah sia-sia. Untuk apa aku harus bersusah payah kejakarta yang pada akhirnya tak berdaya untuk memperjuangkan cita-citaku.

 Kini penyakit lamaku menyeruak kembali yaitu merasa tak mampu, rendah diri, minder, tidak percaya diri, pesimistis. Dan yang paling menyedihkan adalah aku telah berhenti bercita-cita. dan kini, mimpi dan cita-cita itu, yang membuat aku tetap bersemangat menjalani hidup meskipun berbagai cobaan silih berganti menerjangku, sirna begitu saja, menguap bersama hilangnya harapan besar didalam hatiku.

 Entah mengapa saat ini aku jadi teringat kedua orang tuaku dan kedua adikku. Bayangan kelam masa lalu perlahan-lahan semakin jelas berada didepan mataku, kulihat aku sedang berdiri diambang pintu dengan air mata yang terus mengalir menyaksikan ibuku berjalan meninggalkan aku tanpa berpaling sedikitpun. Disampingnya adikku debi menoleh kebelakang memanggil-manggil namaku.
 ”kakak….mengapa kakak tidak ikut bersama kami, ibu….ibu jangan menangis, ajak kakak bersama kita ibu, lepaskan tanganku ibu aku ingin memanggil kakak”. Suara adikku menggema didalam kepalaku. Membuat dadaku semakin sesak.

ibuku pergi dengan membawa kedua adikku. Aku tak tahu kenapa ia pergi meninggalkanku dan aku juga tak sempat bertanya saat melihat ia berjalan sambil menggendong dela adikku yang terakhir, dan berjalan disampingnya debi adikku yang kedua. Saat itu aku tak bisa berbuat apa-apa selain hanya bisa berdiri di ambang pintu dengan air mata yang terus mengalir melihat kepergian mereka. Ibuku terus berjalan meninggalkanku yang masih berdiri di ambang pintu, tanpa sekalipun menoleh kebelakang, aku berharap sekali ia akan menoleh kebelakang walau hanya untuk terakhir kalinya melihatku, aku ingin melihat wajahnya untuk terakhir kalinya, namun itu tak terjadi. Aku tahu ia pasti tak ingin aku melihatnya menangis, dan ia juga tak kan sanggup melihatku. aku Sempat melihat debi berpaling kepadaku dan terus menangis memanggil namaku. Sedangkan dela adiku yang terakhir masih terlalu kecil untuk mengerti tentang perpisahan ini.

Aku terus memandang mereka yang semakin menjauh menyusuri lorong yang menuju jalan utama. Aku merasakan sedih yang amat dalam, aku tak bisa berbuat apa-apa selain hanya berteriak memohon dalam hati agar ibuku dan kedua adikku tak pergi meninggalkan aku. Kejadian itu sangat tak adil untuk anak yang berumur sembilan tahun sepertiku. Aku terus memandang mereka sampai hilang diujung lorong. Kini tinggalah aku sendiri yang tak tahu harus berbuat apa.
Bertahun-tahun aku menjalani hidup tampa kedua orang tua dan kedua saudaraku. Kadang aku bertanya-tanya dalam hati tentang keadaan mereka. Apakah mereka berkumpul bersama-sama atau telah berpisah dan menjalani hidup sendiri-sendiri. Aku pernah berjanji pada diriku sendiri suatu saat aku akan mencari mereka.

Teruntuk keluargaku dimanapun berada, selamat lebaran ya....mohon maaf lahir batin.
12:00 am - 10 september 2010 - menjelang lebaran

COMMENTS

Nama

Agung Pribadi,27,Ari Kinoysan Tips,88,Asma Nadia,4,Automation,1,Bahagia,1,Bayi,1,Belajar Menulis,69,blog dedi,1,Bot,1,Buku,2,Business,2,Catatan Hati Seorang Istri,3,Curhatku,16,dedi,1,Dedi Padiku,4,Facebook,1,Film,1,Fitur Terbaru Blogger,1,Full width,4,Gallery,4,Google Plus,10,Hot,23,Iklan,1,Instagram,1,Internet,1,Komentar,3,Live,1,Mario Teguh,1,Marketing,3,mengejar mimpi,22,Mengejar Ngejar Mimpi,3,Motivasi,5,News,2,Republika Online,1,Resonansi Republika Online,20,Rumah Baca Asma Nadia,9,Sinetron,1,Tips Menulis Isa Alamsyah,36,Tutorial Blog,5,Web Apps,1,Website,3,
ltr
item
Dedi Padiku: Ketika Mimpi Seakan Pergi
Ketika Mimpi Seakan Pergi
http://2.bp.blogspot.com/-us98err5wr8/VnjGcxkTk-I/AAAAAAACEd4/g5VU_IMqyMM/s1600/0%2Bberita%2Bbuku%2Bmengejar%2Bngejar%2Bmimpi%2Bdi%2Bmalang%2Bpost%2B%25281%2529.jpg
http://2.bp.blogspot.com/-us98err5wr8/VnjGcxkTk-I/AAAAAAACEd4/g5VU_IMqyMM/s72-c/0%2Bberita%2Bbuku%2Bmengejar%2Bngejar%2Bmimpi%2Bdi%2Bmalang%2Bpost%2B%25281%2529.jpg
Dedi Padiku
https://www.dedipadiku.com/2011/01/ketika-mimpi-seakan-pergi.html
https://www.dedipadiku.com/
https://www.dedipadiku.com/
https://www.dedipadiku.com/2011/01/ketika-mimpi-seakan-pergi.html
true
8571116810322177122
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy