Seputar Semiotik

#AriKinoysanTips Kemarin di Grup @Jadi Penulis Skenario? Gampang Kok! ada sedikit bahasan tentang semiotik. Ini “ilmu” yang mungkin asin...

#AriKinoysanTips

Kemarin di Grup @Jadi Penulis Skenario? Gampang Kok! ada sedikit bahasan tentang semiotik. Ini “ilmu” yang mungkin asing bagi penulis yang tidak mengambil studi Linguistik, Sastra, Kritik Teks/Sastra, TV-Film, Sejarah Seni, Antropologi, Studi Budaya Populer (misalnya, iklan), Geografi, ataupun Arsitektur.

Sistem tanda “sangat kontekstual” ---apa yang berlaku di satu masyarakat tertentu, tidak pasti “sama dengan” yang berlaku di masyarakat lainnya.

Berkaitan dengan penulisan, ternyata Semiotik sangat penting. Semalam (atau siang bagi para guru-guru saya di Amerika), kami membahasnya sedikit dan ternyata sangat menarik menemukan beberapa hal tentang Semiotik dalam ilmu penulisan.

Berikut ini sedikit yang bisa saya share. Abaikan saja kalau terlalu rumit. Percayalah, ilmu ini “menyebalkan” tapi sangat “menggoda”. Kita dituntut banyak pengetahuan dan wawasan untuk bisa menerapkan Semiotik secara benar.

  1. Semiotik adalah teori dan studi tentang tanda dan simbol, terutama karena unsur-unsur bahasa atau sistem komunikasi lainnya. Seseorang yang ahli dalam bidang ini disebut “ahli semiotika”. Ilmu Semiotik terus berkembang dan semakin banyak istilah maupun konsep yang digunakan oleh ahli Semiotik kontemporer. Ilmu ini awalnya diperkenalkan oleh linguis Swiss, Ferdinand de Saussure (1857-1913).

  1. Studi Semiotik melibatkan tidak hanya apa yang kita sebut sebagai “tanda-tanda” dalam percakapan sehari-hari, tapi apapun yang “menjelaskan” sesuatu yang lain. Dalam pengertian Semiotik, tanda-tanda mengambil bentuk kata-kata, gambar, suara, gerakan, dan benda-benda.

  1. Yang paling penting dari studi Semiotik adalah mempelajari bagaimana makna dibuat dan bagaimana realitas diwakili oleh tanda-tanda.

  1. Tanda-tanda tidak hanya “menyampaikan” makna, tetapi merupakan sebuah media tempat makna dibangun. Semiotik membantu kita untuk menyadari, mengerti, memahami makna yang tidak diserap “secara pasif”, tetapi hanya muncul dalam proses “interpretasi aktif”. Artinya, pihak-pihak yang menginterpretasi harus memahami aturan-aturan di mana tanda tersebut digunakan.

Semisal makna tanda dari pertanyaan “Apa kabar?” di Indonesia dan di Amerika, bisa jadi tulisan dan pengucapannya sama, tapi interpretasinya sangat berbeda. Di Indonesia sungguh-sungguh bertanya dan meminta jawaban; di Amerika hanya untuk kesopanan saat bertemu, menelpon, atau mulai pembicaraan.

  1. Semiotik dalam penulisan harus dipahami sebagai bukan hanya kata-kata, tetapi juga tanda-tanda gerakan, gambar, suara non-linguistik seperti bedug dan kentongan. Bedug dan kentongan tentu diciptakan manusia untuk menunjukkan tanda-tanda.

Dalam bahasa yang natural, sebagai contoh kita dapat mengingat:
  1. “Asap” berarti mengungkapkan adanya “api”.
  2. “Jejak kaki di pasir” memberitahu Robinson Crusoe “seorang pria telah melewati pantai tempatnya berada”.
  3. “Petunjuk” memungkinkan Sherlock Holmes untuk “menemukan pembunuh”.

  1. Metode analisis Semiotik sebenarnya berasal dari Kritik Sastra; yang telah diterapkan dalam Antropologi, Studi Budaya Populer (misalnya, iklan), Geografi, Arsitektur, Film, hingga Sejarah Seni. Bangunan, mitos, atau gambar dianggap sebagai sistem tanda-tanda yang harus dapat dibaca dan diterangkan dengan huruf, kata, dan kalimat.  

  1. Semiotik menjelaskan sesuatu “yang berbeda” dari sesuatu “yang terlihat”.

Kalau kita memperhatikan sistem tanda orang-orang di pesawat dari Jakarta ke Denpasar:

  1. Kita menemukan orang-orang duduk, membaca, melamun, tidur, makan snack, ngobrol dengan teman sebelahnya, memeriksa buku kerja, dll. Masing-masing memiliki urusan berbeda-beda, yang bila diperhatikan akan membentuk “makna” yang sangat panjang.
  2. Dari satu tanda pakaian yang dikenakan saja, masing-masing menjelaskan “makna” yang berbeda.
  3. Belum lagi kalau kita melihat tanda “gaya rambut” semuanya akan menjelaskan “makna”-nya masing-masing.

  1. Banyak orang menganggap Semiotik hanyalah bagian dari teori komunikasi. Tak lebih seperti Retorika belaka. Yach, Semiotik dan Retorika memang mirip dalam beberapa hal. Yang jelas, Retorika dapat dianggap sebagai cabang Semiotik; mempelajari struktur bahasa dan argumen untuk menghadapi audiens; sementara Semiotika juga dapat dianggap sebagai teori Retorika yang mempelajari asal sumber bahasa untuk menyampaikan makna dalam pesan retoris.

  1. Dalam komunikasi modern, retorika dan semiotik sering dianggap “kuno” karena “ketidakjelasannya” dan “keterikatannya” pada konteks dan aturan. Padahal, komunikasi modern selalu “to the point”, “praktis”, “terbuka”, dan “terang-terangan”.

Intinya dalam komunikasi modern, tak perlu mikir dua kali untuk mengerti pesan atau makna yang disampaikan oleh lawan tutur.

  1. Akhirnya, dalam banyak kasus penulisan naskah novel maupun film, ketika Semiotik dan Retorika tidak dapat dipertahankan sebagai “kriteria normatif” yang harus dipatuhi oleh penulis; maka Retorika dan Semiotik biasanya menjadi komunikasi yang “dirancang” untuk “menarik audiens” dan “menginformasikan” hal-hal penting atau berharga yang tidak harus disampaikan dengan kata-kata.

Aplikasinya bisa terwujud dalam karakter, setting, budaya, dll. yang harus dirancang sesuai dengan keperluan dan konsepnya.

Anda bingung....? Hehhehe.... Percayalah, saya juga bingung :D tapi itulah pembelajaran. Pasti ada yang bingung untuk mulai memahami. Saya pribadi cenderung mengikuti poin ke-10, di mana Semiotik dirancang khusus untuk menarik pembaca dan audiens.

Untuk memahami dan bisa menerapkannya, kita harus menjadi pengamat yang terlatih, sehingga bisa merumuskan dan menggambarkan dengan tepat sesuatu di dalam naskah.
Kalau mengikuti lain-lainnya atau mendalaminya, anda harus ikut kuliah-kuliah beberapa semester di kampus yang berkaitan dengan studi tersebut.


Happy Writing, Be A Good Writer 
*Jadi Penulis Fiksi? Gampang Kok!
*Jadi Penulis Skenario? Gampang Kok!


Ari Kinoysan Wulandari

COMMENTS

Nama

Agung Pribadi,27,Ari Kinoysan Tips,88,Asma Nadia,4,Automation,1,Bahagia,1,Bayi,1,Belajar Menulis,69,blog dedi,1,Bot,1,Buku,2,Business,2,Catatan Hati Seorang Istri,3,Curhatku,16,dedi,1,Dedi Padiku,4,Facebook,1,Film,1,Fitur Terbaru Blogger,1,Full width,4,Gallery,4,Google Plus,10,Hot,23,Iklan,1,Instagram,1,Internet,1,Komentar,3,Live,1,Mario Teguh,1,Marketing,3,mengejar mimpi,22,Mengejar Ngejar Mimpi,3,Motivasi,5,News,2,Republika Online,1,Resonansi Republika Online,20,Rumah Baca Asma Nadia,9,Sinetron,1,Tips Menulis Isa Alamsyah,36,Tutorial Blog,5,Web Apps,1,Website,3,
ltr
item
Dedi Padiku: Seputar Semiotik
Seputar Semiotik
Dedi Padiku
https://www.dedipadiku.com/2014/10/seputar-semiotik.html
https://www.dedipadiku.com/
https://www.dedipadiku.com/
https://www.dedipadiku.com/2014/10/seputar-semiotik.html
true
8571116810322177122
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy