Oleh: Isa Alamsyah Penulis Humortivasi, 101 Dosa Penulis, No Excuse!, dll Banyak yang tanya masalah ini dan menunggu bahasan ini. Kalau p...
Oleh: Isa Alamsyah
Penulis Humortivasi, 101 Dosa Penulis, No Excuse!, dll
Banyak yang tanya masalah ini dan menunggu bahasan ini.
Kalau penerbitan umum sudah dibahas cukup detail
Apa persamaannya?
Baik indie label maupun self publishing sama-sama bukan major publishing.
Kalau penerbitan umum sudah dibahas cukup detail
Apa persamaannya?
Baik indie label maupun self publishing sama-sama bukan major publishing.
Apa bedanya?
Self Publishing cuma ada dua pihak.
Penulis dan percetakan
Penulis bayar yang nyetak, lalu urusan selesai.
Setelah itu si penulis menjual bukunya sendiri.
Penulis tidak terikat dengan instansi manapun karena hak cipta ada pada dirinya.
Di cover buku hanya tertulis nama penulis dan mungkin alamat penulis di belakang.
Tidak ada logo dan lain lain.
Self publishing seperti ini sangat umum di luar negeri.
Robert Kiyosaki kaya raya dari self publishing.
Dia jual bukunya di pom bensin lalau ada major publishing tertarik dan menerbitkan bukunya.
Self Publishing cuma ada dua pihak.
Penulis dan percetakan
Penulis bayar yang nyetak, lalu urusan selesai.
Setelah itu si penulis menjual bukunya sendiri.
Penulis tidak terikat dengan instansi manapun karena hak cipta ada pada dirinya.
Di cover buku hanya tertulis nama penulis dan mungkin alamat penulis di belakang.
Tidak ada logo dan lain lain.
Self publishing seperti ini sangat umum di luar negeri.
Robert Kiyosaki kaya raya dari self publishing.
Dia jual bukunya di pom bensin lalau ada major publishing tertarik dan menerbitkan bukunya.
Indie label ada tiga pihak
Penulis, Percetakan dan penerbit indie.
Penerbit indie juga ada dua macam:
Pertama dan paling umum adalah self finance indie label.
Artinya penulis yang bayar ongkos cetak, setting dll. Penerbit indie cuma membantu cetak sampai jilid, tapi juga menempelkan logonya.
Sebenarnya indie label jenis ini lebih cocok disebut percetakan.
Dan lebih cocok disebut self publishing.
Akan tetapi kadang penulis merasa lebih bangga kalau ada embel embel diterbitkan lembaga lain - sekalipun semu.
Efek buruknya adalah penulis terikat padahal semua biaya dia yang tanggung.
Padahal kalau penulis yang bayar semua maka hak semua adalah hak penulis, termasuk apakah memilih mencantumkan atau tidak indie label yang membantunya.
Risiko kalo diterbitkan dengan embel -embel indie adalah besar kemungkinan major label menolak untuk mengangkat cerita tersebut karena dianggap basi.
Contohnya, staf ANPH anggota KBM ada yang punya ide judul bagus. Atas dua kata tersebut dia akan dibayar mahal, akan tetapi karena sudah diterbitkan indie transaksi dibatalkan.
Padahal dari buku yang diterbitkannya belum untung sama sekali, dan semua biaya cetak bisa tertutup kalau seandainya tidak buru buru dicetak indie.
Saran saya, kalau indie label yang dibiayai sendiri pede saja pakai nama sendiri atau cantumkan perusahaan indie yang mencetak sebagai percetakan bukan penerbit.
Penulis, Percetakan dan penerbit indie.
Penerbit indie juga ada dua macam:
Pertama dan paling umum adalah self finance indie label.
Artinya penulis yang bayar ongkos cetak, setting dll. Penerbit indie cuma membantu cetak sampai jilid, tapi juga menempelkan logonya.
Sebenarnya indie label jenis ini lebih cocok disebut percetakan.
Dan lebih cocok disebut self publishing.
Akan tetapi kadang penulis merasa lebih bangga kalau ada embel embel diterbitkan lembaga lain - sekalipun semu.
Efek buruknya adalah penulis terikat padahal semua biaya dia yang tanggung.
Padahal kalau penulis yang bayar semua maka hak semua adalah hak penulis, termasuk apakah memilih mencantumkan atau tidak indie label yang membantunya.
Risiko kalo diterbitkan dengan embel -embel indie adalah besar kemungkinan major label menolak untuk mengangkat cerita tersebut karena dianggap basi.
Contohnya, staf ANPH anggota KBM ada yang punya ide judul bagus. Atas dua kata tersebut dia akan dibayar mahal, akan tetapi karena sudah diterbitkan indie transaksi dibatalkan.
Padahal dari buku yang diterbitkannya belum untung sama sekali, dan semua biaya cetak bisa tertutup kalau seandainya tidak buru buru dicetak indie.
Saran saya, kalau indie label yang dibiayai sendiri pede saja pakai nama sendiri atau cantumkan perusahaan indie yang mencetak sebagai percetakan bukan penerbit.
Jenis indie kedua adalah, non self finance
Artinya yang menerbitkan penerbit indie dan mereka yang membiayai semua biaya awal sampai akhir.
Si penulis cuma kasih naskah.
Nah kalau seperti ini baru cocok disebut penerbit.
Bedanya dengan major, buku dicetaknya sedikit dan tidak masuk toko buku besar.
Keuntungannya, tidak ada risiko penulis
kerugiannya, penulis terikat dengan penerbit kecil sehingga jika ada perusahaan besar berminat kita sudah terikat.
Solusinya:
Buat perjanjian jangka pendek seperti hanya 1 tahun saja, atau sampai berapa ratus kopi ditambah pasal "apabila ingin pindah penerbit buku sisa diborong penulis" jadi indie gak rugi penulis bisa punya peluang lebih besar.
Artinya yang menerbitkan penerbit indie dan mereka yang membiayai semua biaya awal sampai akhir.
Si penulis cuma kasih naskah.
Nah kalau seperti ini baru cocok disebut penerbit.
Bedanya dengan major, buku dicetaknya sedikit dan tidak masuk toko buku besar.
Keuntungannya, tidak ada risiko penulis
kerugiannya, penulis terikat dengan penerbit kecil sehingga jika ada perusahaan besar berminat kita sudah terikat.
Solusinya:
Buat perjanjian jangka pendek seperti hanya 1 tahun saja, atau sampai berapa ratus kopi ditambah pasal "apabila ingin pindah penerbit buku sisa diborong penulis" jadi indie gak rugi penulis bisa punya peluang lebih besar.
Pilihan terburuk yang ada.
Yang paling buruk adalah ketika penulis membayar semua biaya tapi diikat penerbit yang sebenarnya cuma bantu cetak saja.
Yang paling buruk adalah ketika penulis membayar semua biaya tapi diikat penerbit yang sebenarnya cuma bantu cetak saja.
Nah sekarang sudah jelas ya
Self Publishing - tanpa logo cuma nama pengarang
boleh tidak pakai ISBN
atau bayar jasa urus ISBN tanpa ikatan
Self Publishing - tanpa logo cuma nama pengarang
boleh tidak pakai ISBN
atau bayar jasa urus ISBN tanpa ikatan
Indie punlishing yang dibiayai oleh penerbit kecilnya (masih oke)
Indie publishing yang dibiayai sendiri (kurang oke - seperti percetakan tapi minta hak penerbitan) - penulis harus kuat perjanjian awal bahwa kita tetap punya hak penuh termasuk pindah percetakan.
Intinya kita boleh pilih mana saja, tapi harus tahu kelebihan dan kekurangan pada setiap pilihan.
COMMENTS