Tak terasa sudah seminggu aku berada dibonepantai desa molotabu. Aku sering ikut bersama miman turun kelaut menangkap ikan. Aku bahagia akan...
Tak terasa sudah seminggu aku berada dibonepantai desa molotabu. Aku sering ikut bersama miman turun kelaut menangkap ikan. Aku bahagia akan kehidupan baruku, merasa telah menjadi pribadi yang lain. Namun disore yang indah ketika aku berada dibawah pohon ketapang yang rindang menghadap kelaut, terkejut dengan kedatangan kedua sahabatku suanda dan iwan. Mereka berdua memandangku kejam, suara iwan berdesingan ditelingaku. Ada kilatan kekecewaan dari wajah mereka.
”mengapa kau menjadi lemah begini sahabatku, kemana semangatmu yang dulu, kemana rasa optimismu yang kau ucapkan dulu, kemana mimpi-mimpimu yang akan menjadi penulis terkenal, akan merantau kejakarta dan akan menjadi orang yang paling sukses disana, dimana semua cita-citamu itu, yang ingin menjadi pembalab satu-satunya yang akan mewakili indonesia keajang balab dunia formula satu. Kemana semua itu sahabatku, mengapa kau berhenti bercita-cita”. Iwan berteriak lantang didepanku. Suaranya bergetar penuh dengan kekecewaan. aku telah mengecewakan mereka. Kini aku hanya bisa menunduk, terpaku merenungi kata-katanya.
”tahukah kau kawanku, jika engkau menjadi suskses nanti, kau akan masuk televisi. Bukankah ibumu dulu sangat menginginkan itu kawanku. Ketika melihatmu ditelevisi ia akan merasa bangga akan dirimu sahabatku”. Lanjut iwan lagi dengan mata berkaca-kaca.
Demi mendengar itu aku jadi teringat ketika kecil dulu, ibuku sangat menginginkan aku menjadi orang terkenal dan akan masuk televisi. Mengingat itu tak sadar pipiku basah oleh air mata. Aku akan mencari ibuku, aku harus bisa menjadi orang sukses.
”dedi….setiap aku melihatmu memakai seragam sekolah, aku merasakan pedih karena tak bisa melanjutkan sekolahku. Namun aku tetap berbesar hati karena setidaknya aku bahagia masih bisa melihatmu melanjutkan sekolah. Tapi kini kau yang mempunyai kesempatan untuk sekolah, malah kau sia-siakan”. Suara iwan berat, air matanya menetes perlahan. Aku merasa terpukul mendengar itu. aku teringat ketika iwan terpaksa putus sekolah, karena harus bekerja menanggung beban menghidupi keluarganya.
”ini surat dari sekolahmu, mereka akan mengeluarkanmu jika dalam minggu ini kau tidak segera masuk”. Kata iwan pelan. Aku menerima beberapa surat yang semuanya dari sekolahku. Setelah menyerahkan surat itu suanda dan iwan langsung pergi meninggalkan aku tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Aku terus memandang punggung mereka berdua. Betapa banyak pengorbanan yang mereka lakukan untukku, tapi aku telah mengecewakan mereka berdua. Pada saat itu aku langsung menyadari betapa banyak peristiwa berat yang telah aku lewati bersama kedua sahabatku itu. aku harus kembali berjuang mati-matian untuk terus mengejar mimpi-mimpiku, aku pasti bisa. Kini aku mulai berlari mengejar suanda dan iwan yang sedang menghentikan mobil angkot. Aku terus berlari mengejar mobil yang mulai melaju. disamping mobil angkot aku berusaha untuk menghentikannya. Suanda dan iwan terkejut melihatku dan langsung berteriak menghentikan mobil.
”kawan bolehkah aku ikut dengan kalian”. Kataku tersengal-sengal mulai kehabisan nafas. Suanda dan iwan tersenyum haru. Kami berpelukan tanpa peduli dengan orang-orang yang memandang heran kepada kami. Betapa aku menyayangi kedua sahabatku ini.
OOO
Senin pagi aku sengaja berangkat kesekolah lebih awal. tidak menunggu iton menjemputku lagi. Saat aku memasuki sekolah sebagian siswa memandangku. Aku tak menghiraukan mereka dan terus berjalan kebelakang sekolah. Sudah lama aku tidak mengunjungi tempat ini. Dua puluh menit lagi upacara akan dimulai. Belum beberapa menit berada ditempat itu, aku dikejutkan dengan kedatangan iyen. Disampingnya aku tak merasakan apapun seperti perasaan yang aku rasakan dulu saat bersamanya. Kami berdua diam tak bersuara. Sesekali ia memandangku, sebaliknya tak sedikitpun aku meliriknya.
Akhirnya iyen memberanikan diri untuk membuka pembicaraan.
”aku sudah tahu semuanya, ternyata iton selama ini menyukaiku, dan yang aku sesalkan alun berambisi sekali menjodohkan aku dengannya. Kata iyen dengan suara sedih. Aku tak menanggapi kata-katanya.
”dan kau satu-satunya pria yang aku anggap dapat menghiburku, disaat aku membutuhkan seseorang yang mengerti aku, kau malah menjauh dariku. Apa kesalahanku dedi, tolong katakan. Selama ini aku telah menganggap kau orang yang satu-satunya paling mengerti aku. Sejak bersamamu aku merasa selalu bahagia, sebelumnya banyak teman-temanku yang ingin bersamaku, tapi setelah aku ketahui ternyata mereka hanya memamfaakan aku, mereka hanya ingin uangku saja. Namun sejak kehadiranmu aku telah menemukan satu bentuk persahabatan yang tidak pernah aku dapatkan dari orang lain”. Lanjut iyen sambil menangis tersedu-sedu.
Aku berusaha menguatkan hatiku agar tidak larut dalam kesedihannya. Aku harus bisa membuang perasaan yang ingin selalu melindunginya. Meskipun aku tahu itu tak mudah. Iyen masih memandangku dengan berlinangan air mata.
”jujur saja setiap harinya aku selalu ingin bertemu denganmu di belakang sekolah ini, aku juga tak tahu kenapa aku menginginkannya. Yang aku tahu aku tidak bisa menahan perasaan yang selalu ingin bersamamu di tempat ini. Dan selama beberapa minggu ini, setiap harinya aku selalu cemas menunggu kedatanganmu. apakah Cuma karena iton menyukaiku kau menjauh dariku. Katakan dedi, tolong jawab pertanyaanku, mengapa kau begitu tega menyakitiku. Kau jahat sekali dedi”. Kini iyen menangis sejadi-jadinya memohon kepadaku. Aku paling tak tahan melihat wanita mengangis.
”iyen aku mohon, tolong jangan paksa aku untuk menghianati temanku sendiri, iton orangnya baik, dan aku rasa ia sangat cocok untukmu, kau akan merasa bahagai jika bersamanya. sekarang aku akan berusaha untuk menjadi lulusan terbaik sekolah ini, setelah lulus sekolah ini aku akan ikut test seleksi magang ke jepang, jika aku gagal aku akan merantau ke jakarta. Jadi aku mohon kau jangan menemuiku, aku tidak ingin iton berprasangka lain terhadap kita. Iton tidak pernah tahu tentang kejadian kita dulu. Lupakan semuanya, anggaplah kita tidak pernah bertemu. Aku sangat berharap kau bisa menerima iton menjadi pacarmu”. Setelah mengatakan itu aku meninggalkan iyen yang masih menangis. Bel tanda upacara berbunyi.
Diantara murid yang berjalan ketempat upacara, aku tidak melihat iyen. Saat upacara dimulai aku tidak melihatnya dibarisan teman-temanya. Ada sedikit perasaan cemas didalam hatiku. Inginnya aku kembali kebelakang sekolah untuk melihatnya. Seseorang sedang menarik-narik kemejaku dari belakang. Aku berpaling, iton tersenyum kearahku.
”selamat datang kembali sahabatku” kata iton tersenyum hangat. Senyumnya masih riang seperti dulu saat pertama kalinya aku mengenalnya. Ia kelihatan sangat senang melihatku kembali kesekolah ini. Namun saat berbicara denganku iton selalu melirik kearah barisan teman-teman iyen. Aku tahu ia sedang cemas tidak melihat iyen. Alun menghampiri iton untuk menanyakan iyen.
”aku belum melihatnya”. Jawab iton cemas
”tadi pagi iyen bersamaku, sebelum upacara ia mengatakan kepadaku ingin ke toilet. Tapi sampai sekarang belum juga kembali”. Kata alun. Aku diam berpura-pura tidak mendengar mereka. Karena aku tahu iyen sedang berada di belakang sekolah. aku juga tidak ingin mereka tahu kalau iyen bersamaku tadi.
Sampai selesai upacara iyen tak juga muncul. Kepala sekolah menyuruh siswa agar jangan membubarkan barisan. Namun disaat aku cemas memikirkan iyen aku terkejut dengan suara pak tasman kepala jurusan mesin. Jurusan yang aku ambil, memanggil namaku.
”saudara mohamad febri padiku tolong maju kedepan”. Suara pak tasman menggema dari pengeras suara. gugup jantungku berdetak satu persatu. Aku ketakutan maju kedepan. Ribuan siswa memperhatikan aku. tak sanggup aku melihat wajah pak gunawan wali kelasku yang juga berbaris bersama pak tasman.
”kau tahu kan kenapa kau dipanggil kedepan”. Tanya pak tasman. Aku tak menjawabnya. Pak tasman orangnya sangat disiplin ia tak segan-segan melecehkan murid yang bodoh. Dan aku tahu hari ini ia akan mempermalukan aku didepan semua siswa. cara yang paling sering ia lakukan adalah dengan memberikan pertanyaan yang sulit dijawab murid tersebut. jika murid itu tak bisa menjawabnya. Maka ia dengan sangat senang hati akan melecehkan murid itu sehingga murid itu tak tahan ingin keluar dari sekolah ini.
”baiklah aku akan memperkenalkan kau kepada murid-murid lain. Orang yang berdiri didepan ini adalah murid yang sudah berminggu-minggu tidak masuk sekolah. Mungkin ia menganggap dirinya pintar sehingga menganggap enteng jika tidak mengikuti ulangan harian. seperti yang kalian ketahui ujian akhir sekolah tinggal beberapa bulan lagi. Untuk mengikuti itu syaratnya harus mendapat nilai rata-rata baik setiap ulangan harian. Tapi karena orang ini tidak mengikuti ulangan harian maka bisa di pastikan ia tidak akan bisa mengikuti ujian akhir semester dan ujian akhir nasional”. Kata pak tasman menjelaskan kepada ribuan murid yang masih bebaris rapi.
mendengar aku tidak bisa mengikuti uas dan uan, aku membela diri agar bisa mengikuti ulangan susulan.
”maaf pak, bukankah seperti yang dulu-dulu jika ada yang tidak mengikuti ualangan harian akan diberikan ulangan susulan, sehingga murid itu mendapatkan kesempatan mendapat nilai yang menjadi syarat mengikuti uas dan uan”. pak tasman menyeringai seperti telah mendapatkan kesempatan untuk menghinaku.
”oh............. jadi kau ingin meminta ulangan susulan. Percuma saja, sedangkan orang yang setiap harinya masuk mengikuti pelajaran, kesulitan juga menjawabnya, apalagi kau yang tidak pernah masuk sama sekali”. Pak tasman mengatakan itu tidak secara langsung meremehkan kamampuanku. Baiklah nanti pak tasman tahu sendiri bahwa aku tidak sebodoh dugaannya.
”maaf, bapak jangan langsung meremehkan kemampuan orang sebelum membuktikannya, sekarang ini juga saya siap menjawab secara lisan pertanyaan bapak tetang pelajaran dari kelas satu sampai pelajaran yang terahir diberikan sejak saya kelas tiga”. Pak tasman tersentak mendengar tantanganku. Ia merasa aku telah berani melawannya. Sedangkan para murid lain yang mendengarnya sontak terbelalak, mereka memandang aku penuh pelecehan. Mungkin mereka menyangka aku tak berani mengambil resiko dengan menjelaskan secara lisan pelajaran jurusanku yang rumit. Tetang cara kerja mesin bersama rumus-rumusnya. Tapi bukannya aku sombong, aku sangat menguasai pelajaran jurusanku. Aku merasa pelajaran itu sangatlah gampang. sampai-sampai pak toibin guru yang sangat disegani kepintarannya tetang pelajaran itu mengakui kemampuanku disalah satu pelajaran yang cukup membuat orang kebingungan menjelaskannya yaitu pelejaran menganalisa kerusakan dalam satu sistem kesatuan perangkat mesin. Kenapa aku mengatakan pelajaran itu membingungkan. Karena kita Cuma dengan melihat keadaan suatu mesin harus dapat mengetahui dengan pasti kerusakan apa yang terjadi. Kebanyaka dalam hal ini orang hanya menggunakan ilmu menduga-duga. Sehingga pada saat komponen yang diduga rusak itu diganti, ternyata penyebab keruskan bukan komponen itu. Ia telah salah menemukan komponen yang rusak. jika itu yang terjadi berarti kita sia-sia memperbaiki mesin itu. Karena kita tidak dapat menemukan penyebab kerusakan. orang yang bisa menebak kerusakan dengan sangat tepat, adalah orang yang telah mengusai cara kerja mesin itu sendiri. Bagaimana mungkin kita bisa mengetahui satu kerusakan sedangkan fungsi dan cara kerja masing-masing komponen mesin itu tidak diketahui.
”oh .................. ternyata anak ini sombong juga. Baiklah jika kau mengingingkan itu. Aku hanya perlu menanyakan satu pertanyaan yaitu tolong jelaskan cara kerja sistem pengapian yang terjadi didalam mesin mobil empat langkah”. Kat pak tasman. Semua murid tegang melihatku. yang paling gelisah saat itu adalah iyen, yang entah kapan telah berada ditempat itu.
Pak toibin yang selama ini mengetahui kemampuanku tersenyum memandangku. Mungkin ia merasa sangat bangga telah mengajar aku jika aku berhasil menjawab pertanyaan pak tasman itu. Sedangkan pak gunawan wali kelasku yang sempat menwarkan aku untuk tinggal dirumahnya karena mengetahui keadaanku, memalingkan wajahnya ketempat lain. Aku tahu ia berharap sekali agar aku bisa menjawab pertanyaan itu. Baiklah aku harus membuktikan diriku. Aku harus memulainya sekarang, aku harus lulus dengan nilai terbaik agar bisa mengikuti tes seleksi magang kejepang yang akan diadakan setelah kelulusan sekolah.
Sebelum menjawab pertanyaan aku sempat melirik iyen. Kulihat iyen membekapkan tangannya didepan dadanya seperti sangat berharap agar aku selamat dari cobaan ini. Kulirik pak tasman yang kelihatan tidak yakin dengan kemampuanku.
”pak boleh saya minta disediakan papan tulis bersama kapur tulis agar bisa menjelaskan bersama dengan skemanya”. Pintaku kepada pak tasman. Ia semakin terkejut. Mungkin ia mengira aku Cuma menguasai secara lisan tapi tidak mampu menggambar skemanya beserta simbol-simbol komponen-komponen mesin yang jarang dikuasai murid lainnya.
Dua orang penjaga sekolah membawa papan tulis dan diletakan menghadap kebarisan para siswa. Semua tegang menanti aku beraksi. Sebenarnya pertanyaan pak tasman termasuk pertanyaan yang aku anggap sangat mudah. Maka hari ini akan aku buat mereka terperangah. Aku akan menjelaskan bukan Cuma sistem pengapian, tapi juga semua komponen mesin yang bekerja saat mesin mobil dihidupkan. Itu berarti ada beberapa sistem yang akan aku jelaskan yaitu sistem pengapian, sistem starter, sistem pelumasan, sistem kelistrikan, dan semua sistem yang berkaitan dengan mesin mobil yang disebut sistem kerja mesin.
Lewat mikrofon aku mulai menjelaskan saat awal menghidupkan mesin yaitu ketika kita memutar kunci kontak dari posisi off keposisi acc. Pada kejadian ini listrik dari positif baterai mengalir kekunci kontak dan diteruskan kesemua sistem acecoris mobil, seperti tape, monitor dan sebagainya. apabila kunci kontak diputar sekali keposisi on, maka listrik mengalir kesistem pengapian. akupun menjelaskan dengan sangat terperinci cara kerja sistem pengapian bersama dengan simbol-simbolnya dengan gaya yang sangat meyakinkan. Sampai disini sistem starter dan sistem pelumasan belum bekerja. Aku menghentikan sedikit penjelasan untuk melirik kesekelilingku. Semua terdiam seakan telah tersihir oleh keindahan sistem cara kerja mesin yang menurut sebagian orang sangatlah rumit. Tapi bagiku ini adalah hal yang sangat menyenangkan, karena setidaknya aku bisa mengubah pandangan pak tasman yang selama ini menganggapku tidak mengetahui sedikitpun tentang pelajaran jurusanku.
Setelah mengamati mereka, aku kembali berkosentrasi menjelaskan sistem starter yang akan berpungsi setelah kunci kontak diputar sekali keposisi starter. Sistem starter berfungsi hanya sebagai pemutar awal untuk menghidupkan mesin. Setelah mesin hidup, dengan sendirinya sistem starter akan menghentikan tugasnya dengan satu sistem pengatur yang disebut swit solenoit. Akupun tak lupa menjelaskan proses kerja swit itu. Disekelilingku suasana masih hening, semua memandangku takjub. Aku tahu saat ini iyen sedang memperhatikan aku dengan sedikit perasaan lega. Akupun semakin berwibawa didepan majelis yang mempertaruhkan harga diriku ini.
Kemudian aku kembali menjelaskan kejadian yang terjadi bersamaan ketika mesin sudah dihidupkan. Saat mesin hidup, berarti sistem pengapian sudah menjalankan tugasnya bersamaan dengan sistem pelumasaan yang melumasi onderdil-onderdil didalam mesin.
Sampai disini aku telah menjelaskan dengan sangat terperinci berbagai kejadian yang menyebabkan suatu mesin bisa sampai dihidupkan. Aku mengamati sekema yang aku gambar dipapan tulis, hampir tak percaya ternyata tanpa aku sadari aku telah membuat satu rangkaian yang saling terhubung begitu sempurna tak bedanya dengan apa yang sering di ajarkan oleh para guru kepadaku. Namun disini aku telah membuat satu nilai tambah dengan satu pembahasan dari beberapa sistem yang di ajarkan terpisah oleh pera guru kepada kami. tentu saja pak tasman sangat terkejut dengan ini semua.
Didepanku pak tasman masih terperangah menyaksikan aku yang dengan mudah saja menjelaskan semua sistem pada mesin dengan sangat jelas bersama dengan skema dan simbol-simbol komponen mesin. Ia seperti tak menyangka kalau aku akan mampu menjelaskan dengan sangat terperinci. Kulihat pak gunawan dan pak toibin tersenyum bangga kepadaku. Sebaliknya pak tasman masih terpana diam tak berkutik. Sedangkan iton dan teman-teman sekelasku Melonjak maju menghambur kedepan dan langsung menjunjung aku keatas girang bukan main, karena aku ketua kelas mereka telah mengangkat gengsi kelas kami dimata para siswa kelas lain yang sejurusan dengan kami.
OOO
COMMENTS