oleh Isa Alamsyah Putri Salsa, sulung kami, sudah menulis 11 buku ketika kelas 3 SMP. Bahkan bukunya Cool Skool dan Best Friend fore...
oleh Isa Alamsyah
Putri Salsa, sulung kami, sudah menulis 11 buku ketika kelas 3 SMP.
Bahkan bukunya Cool Skool dan Best Friend forever menjadi buku terlaris di antara buku karya anak lainnya.
Banyak yang bertanya bagaimana semua ini bermula.
Apakah bakat? Apakah karena kedua orang tuanya penulis?
Bukan, bukan itu jawabannya. Jadi apa?
Ok, mari kita lihat background nya.
Sejak kecil, setiap kali Bundanya diundang untuk launching buku Salsa sering ikut dan melihat Bundanya menjadi bintang dalam berbagai pertemuan, sebagai penulis. Mungkin, alam tidak sadar Salsa saat itu menangkap bahwa menjadi penulis itu bisa menyenangkan.
Lalu suatu saat Budenya Helvy Tiana Rosa mengundang Salsa untuk ikut lomba menulis surat buat Presiden. Salsa mau ikut, karena Abdurrahman Faiz sepupunya yang tidak lain adalah anak Bude Helvy ikut juga. Berbeda dengan saya dan Asma Nadia yang tidak terlalu suka lomba-lomba, Helvy lebih telaten untuk urusan lomba.
Pendek cerita Salsa ikut dan kalah. Putri kami hanya dapat juara harapan 1.
Siapa juara satunya? Saat itu pemenangnya Faiz, sepupu Salsa
Apa yang terjadi kemudian?Ternyata Salsa yang cukup kompetitif merasa tidak puas dengan kekalahannya."Kalau Faiz bisa, aku juga bisa!" itu yang ada dalam pikiran Salsa.
Tahun berikutnya Salsa ikut kembali lomba menulis surat buat presiden, dan kali ini ia menjadi juara satunya. Beres? Belum.
Ternyata kemudian Faiz punya buku yang ditulis sendiri, dan itu menempatkan Faiz sebagai salah satu pelopor penulis cilik.
Salsa yang kompetitif kembali mengatakan kalau Faiz bisa aku juga bisa.
Sejak itu muncul buku demi buku hampir setiap tahun yang merupakan karya Salsa.
Jadi apa yang membuat Salsa bersemangat menulis?
Atmosfer.
Salsa terbawa oleh atmosfer yang membuat Salsa bersemangat menulis.
Itu juga yang dilakukan Helvy kepada anaknya, Faiz.
Memberi atmosfer semangat menulis.
Kata orang semangat itu menular, dan itu benar.
Antusiasme memang menular.
Karena itu jika Anda ingin jadi penulis, sekedar kutak katik kata saja belum tentu cukup.
Membaca buku-buku dari penulis hebat tanpa sadar memberi atmosfer dan pelajaran bagaimana menulis dengan baik.
Tapi kalau ingin merasakan atmosfer lebih kuat, datang ke acara lauching buku best seller.
Temui penulis yang bagus.
Minta tanda tangannya,
Minta foto bersama.
Kalau perlu pajang fotonya dan tulis, saya akan seperti dia.
Intinya perkuat diri kita dari segala sisi.
Bergabung di Komunitas Bisa Menulis, mungkin bisa juga membangkitkan semangat.
Ikut terlibat dalam mengajukan karya dan rela dikritisi atau ikut mengkritisi itu juga bagus.
Hadiri seminar kepenulisan,
Mungkin saja kalau kita hadir di sana atmosfer dan semangat kita jadi penulis bisa bangkit. Biasanya kalau sudah bangkit, ide mengalir terus.
COMMENTS