Isa Alamsyah Seringkali kita tidak mengerti simbol yang disaikan penulis puisi.Tidak jarang juga kita salah paham atas simbol yang di...
Isa Alamsyah
Seringkali kita tidak mengerti simbol yang disaikan penulis puisi.Tidak jarang juga kita salah paham atas simbol yang disampaikan.
Jangan khawatir, itu bukan berarti kita tidak puitis, gak nyastra atau bodoh, kadang si penulis puisi yang salah memilih simbolisasi.
Nah sekarang saya akan memberikan tips sederhana agar ketika menulis puisi kita memilih simbolisasi yang tepat agar selain puisi jadi indah juga maknanya mudah tertangkap oleh pembaca.
Catatan 1
Simbol atau perumpamaan yang kita pilih sebaiknya sesuatu yang paling puncak (dianggap sebagai pencapaian tertinggi) atau contoh terbaik.
Misalnya:
Ibu, cintamu tak pernah memudarbagai mentari Matahari samapai saat ini dianggap sumber daya paling abadi - jadi bisa dianggap simbolisasi yang tepat
Bandingkan
Ibu, cintamu tak pernah memudarbagai mentari sianr senter yang menyalaMemang contohnya agak maksa ya, tapi terlihat jomplang kan
Catatan 2
Simbol atau perumpamaan yang kita pilih sebaiknya merupakan pengetahuan umum yang mudah dimengerti sebagian besar pembaca
Misalnya:
Kau dan aku saling membutuhkan, bagai lebah dan bunga.
Semua yang pernah sekolah harusnya tahu lebah butuh bunga untuk mendapat madu dan bunga butuh lebah untuk pembuahan.
Jadi perumpamaan ini mudah dimengerti.
Bandingkan
Kau dan aku saling membutuhkan, bagai gajah dan nangka
Nah, kamu ngerti gak?Saya yakin sebagian besar tidak mengerti.
Padahal yang saya tulis tidak salah.
Ternyata nangka berbau salah satunya agar dicium wanginya oleh gajah, dan gajah dari jarak 1 km mencari nangka lalu memakannya. Setelah itu gajah berjalan jauh dan buang air besar (sebenarnya untuk gajah sebutan BAB kurang tepat tapi BABB - atau buang air besar benget).
Dari kotoran gajah itulah nanti biji nanka yang tidak hancur di perut gajah akan tumbuh menjadi tanaman baru.
Jadi gajah butuh nangka untuk makan, nangka butuh gajah untuk penyebaran speciesnya.
Secara ilmiah lebah dan bunga atau gajah dan nangka adalah perumpamaan yang sama.
Tapi secara puisi gajah dan nangka tidak bisa jadi perumpamaan karena hanya sedikit yang tahu.Saya aja tahunya baru beberapa bulan tahu ketika nonton National Geography.
Catatan 3
Simbol atau perumpamaan yang kita pilih sebaiknya merupakan sesuatu yang spesifik yang khas,
Ada seorang anggota KBM yang menulis seperti ini.
Aku bagaikan rusa yang haus akan aliran sungai
Kenapa rusa? kenapa tidak kancil?Kenapa sungai? kalau diganti danau bisa? kalau mata air? Bisa!
Nah simbolisasi rusa dan sungia membuat puisi itu menjadi jelas karena salah perumpamaannya
Sekarang giliran kamu menambahkan apalagi yang penting dalam memilih simbol dalam puisi?Di tunggu kontribusinya.Semoga bermanfaat.
COMMENTS