#AriKinoysanTips Di masa lalu saya sering gemas kalau nonton film dengan para penulis script, produser, sutradara, editor, atau script...
#AriKinoysanTips
Di masa lalu saya sering gemas kalau nonton film dengan para penulis script, produser, sutradara, editor, atau script editor. Bukannya menikmati film yang ditonton, dari awal sampai akhir semua sibuk berkomentar. Ini mestinya begini, karakternya kurang dalam, dialognya hambar, settingnya kelewatan, ceritanya kok begitu, adegan apa itu, dst. yang akhirnya membuat feel saya jadi runyam dan alhasil saya tidak lagi menikmati film tersebut.
Sejak itu, kalau nonton film saya praktis menghindari mereka yang berkecimpung dengan industri PH. Mereka itu tidak nonton, tapi membedah film. Padahal saya hanya ingin nonton, melupakan segala teori dan pemikiran tentang bagaimana membuat film. Toh, saya tak tahan juga kalau nonton film yang sangat lamban atau tidak masuk akal; dan sering kali dalam sepuluh menit pertama nonton, saya sudah kabur meninggalkan bioskop. Jadi, sebenarnya saya pun tak bisa sepenuhnya menanggalkan “pengetahuan dan ilmu” soal film yang sebagian sudah kadung melekat di dalam pikiran.
Bertahun-tahun saya mempercayai bahwa menonton ya menonton, jangan membedah film tersebut. Bertahun-tahun pula saya menikmati membaca adalah membaca; terima saja apa yang ada di dalam film atau buku tersebut tanpa “menghakimi” atau “mencaci maki”.
Ternyata tak sepenuhnya bisa. Semalam saya terkejut kenapa membaca salah satu karya Sheldon begitu lama, sudah bermalam-malam tak selesai, yang biasanya juga sekali duduk tamat. Lalu saya menyadari, di setiap bab karena setting dan karakternya begitu banyak (meskipun tetap sama-sama kuat) saya menganalisis, memikirkan, membandingkan, mencari celah dan kekurangan; sehingga saya tahu ada yang “mis” di dalam naskah tersebut.
Dengan tidak nyaman saya mengenyahkannya dari pikiran. Duduk lagi, membaca dari awal dan mengabaikan semua teori penulisan yang saya ketahui. Dan selesailah membacanya dalam semalam. Masih sama menyenangkannya dan merasa “kagum” bagaimana Sheldon membangun semua permasalahan kompleks mendunia dengan dasar-dasar kesederhanaan.
Akhirnya saya mencatat, MENONTON atau MEMBACA saja. Saat kita memutuskan menonton atau membaca, sebaiknya bersikap sebagai awam yang menikmati tontonan dan bacaan itu. Tidak usah tergoda membedahnya karena bisa membuat kita tak lagi menikmati film atau bacaan sebagus apapun.
Bagaimana dengan anda?
Happy Writing, Be A Good Writer
*Jadi Penulis Fiksi? Gampang Kok!
*Jadi Penulis Skenario? Gampang Kok!
Anda juga bisa bergabung di grup penulisan dengan nama yang sama.
Karya Terbaru Ari Kinoysan Wulandari:
*Love Banget Sama Al Qur’an
* Love Banget Sama Silaturahmi
* Love Banget Sama Sholawat
* Love Banget Sama Rasulullah
* Love Banget Sama Zakat
*Biar Puasa Nggak Sia-sia
*Gosip Halal vs Gosip Haram
*Cahaya Cinta
*Cahaya Hidayah
*Asmaaul Husna: 99 Kisah Meneladani Sifat Kemuliaan Allah
(Sepuluh buku ini bisa dipesan langsung di gramediana dot com dan di getscoop dot com)
*Herbal Nusantara
*Batik Nusantara
*45 Penyakit Aneh dan Khusus
*45 Penyakit yang Banyak Ditemukan di Masyarakat
*Cerdas Memilih Rumah Sakit
*Cara Jitu Mengatasi Kolesterol
*Cara Jitu Mengatasi Hipertensi
*Cara Jitu Mengatasi Kegemukan
*Cara Jitu Mengatasi Kencing Manis
*Cara Jitu Mengatasi Insomnia
*Cara Jitu Mengatasi Stres
*Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid
*Cara Jitu Mengatasi Impotensi
*Cara Jitu Mengatasi Kegemukan
*Cara Jitu Mengatasi Kencing Manis
*Cara Jitu Mengatasi Insomnia
*Cara Jitu Mengatasi Stres
*Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid
*Cara Jitu Mengatasi Impotensi
*King Kong Jatuh Cinta
*Tersengat Cinta Endut
(Lima belas buku ini bisa dipesan langsung di andipublisher dot com)
Follow me @arikinoysan
Ari Kinoysan Wulandari
COMMENTS