#AriKinoysanTips: “Mbak Ari jadi penulis kok idealis banget? Ini kan mudah. Tinggal cari bahan, menulis, selesai. Tidak perlu menulis...
#AriKinoysanTips:
“Mbak Ari jadi penulis kok idealis banget? Ini kan mudah. Tinggal cari bahan, menulis, selesai. Tidak perlu menulis yang sulit.”
Saya balik bertanya, “Baru tahu kalau saya sangat idealis?”
Yang mungkin tidak dipikirkan orang, bahwa idealisme saya sebagai penulis sangat sederhana: menulis sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya secara bertanggung jawab, memberi manfaat kepada pembaca seluas-luasnya, sehat lahir batin, senang dan gembira, pergi ke mana-mana mudah, hati tenang dan bahagia, menghasilkan duit (royalti, kas) sebesar-besarnya.
Kalau saya harus menulis yang mengabaikan rasa hati bahagia dan gembira, mohon maaf, saya akan memilih tidak menerima. Tidak ada yang baik dalam pekerjaan yang dilakukan dengan SETENGAH HATI. Kalau iya, totallah menerima dan mengerjakan. Kalau tidak, sampaikan dengan baik dan santun. Hanya itu. Kerja sama dalam kondisi normal bisa dilakukan kalau mereka yang terlibat saling SEPAKAT dan SETUJU.
IDEALISME menurut saya adalah hal yang baik. Idealisme harus DIMILIKI setiap orang agar cara hidupnya LURUS dan MENENANGKAN hati. Bahkan, bisa jadi idealisme seseorang adalah menumpuk kekayaan. Boleh saja, sah. Asal caranya benar dan baik. Bukankah setiap perusahaan selalu idealis untuk menumpuk untung dan monopoli usaha? Kenapa kita sebagai pribadi tidak menganggap semua kapasitas kita seperti perusahaan?
Sepertinya kita harus banyak membuka mata dan sudut pandang terhadap idealisme. Lepas dari segala kontroversinya, saya menghormati idealisme seseorang tanpa perlu menanyakan kenapa ia begitu. Karena beda latar belakang dan kepentingan akan membuat seseorang memiliki idealisme yang BERBEDA. Demikian juga penulis. Idealisme anda pasti beda dengan saya. Tapi coba cermati, di dalam idealisme itu pasti akhirnya ada motif ekonomi.
Seperti kata salah satu orang tua saya, dalam segala urusan pada akhirnya akan bermuara pada urusan EKONOMI. Begitu MENGUNTUNGKAN maka sesuatu akan berlanjut. Hei, bahkan kebahagiaan PERNIKAHAN pun sering ditopang ekonomi. Pernikahan yang bahagia TIDAK SELALU karena materi yang berlimpah; tapi PASTI BENAR bahwa materi berlimpah membuat pernikahan (lebih mudah) BAHAGIA. Dan, pasti tak salah pula kalau banyak perceraian yang dipicu karena urusan ekonomi.
Jadi, mari kita bijaksana menyikapi konteks idealisme. Tidak usah melabeli seseorang idealis, karena setiap orang pasti idealis dalam VERSI-nya masing-masing.
Ari Kinoysan Wulandari
COMMENTS