#AriKinoysanTips Setiap penulis sejatinya pasti pembaca yang baik. Tulisan yang menarik mencerminkan bahwa penulisnya juga seorang pemb...
#AriKinoysanTips
Setiap penulis sejatinya pasti pembaca yang baik. Tulisan yang menarik mencerminkan bahwa penulisnya juga seorang pembaca yang terampil. Bagi penulis fiksi, sering kali tergoda untuk membaca novel-novel dalam jumlah banyak. Baik siy dan memang kewajiban kita membacanya, tetapi untuk pembelajaran penulisan akan sangat rumit.
Bacalah cerpen-cerpen yang berkualitas, seperti karya Roald Dahl, Guy de Maupassant, Nigel Kneale, John Collier. Mengapa harus cerpen? Bukankah novel lebih enak untuk dinikmati? Ya, betul. Novel memang asyik untuk dibaca. Namun untuk belajar penulisan, membaca cerpen berkualitas lebih mudah daripada belajar dari novel bagus.
Struktur cerpen yang sederhana, praktis, dan langsung selesai; membuat kita mudah mengetahui dengan pasti apa ide, masalah, setting, tokoh, latar belakang, sudut pandang, alur, dll. dalam cerita secara keseluruhan.
Dengan membaca cerpen, kita pun mudah belajar untuk menuliskan kembali atau menceritakan kembali dengan versi kita ---dan bisa jadi kita akan mengembangkannya sampai jauh hingga menjadi novel yang utuh dan kompleks. Nah, ini tentu sulit dan cukup berat bila dilakukan dari novel.
Selain itu, membaca cerpen juga bisa dilakukan sekali duduk dan tak akan menyita waktu terlalu banyak. Begitu pun dengan menuliskannya, hanya perlu sedikit waktu. Menulis cerpen yang baik, bisa menjadi sumber income yang lumayan. Karena begitu banyak media yang menerima cerpen-cerpen berkualitas.
Ari Kinoysan Wulandari
COMMENTS