Oleh: Isa Alamsyah Dari sebagian besar naskah cerpen yang saya baca, ada kesalahan yang menyolok yang banyak dilakukan penulis pemula ya...
Oleh: Isa Alamsyah
Dari sebagian besar naskah cerpen yang saya baca, ada kesalahan yang menyolok yang banyak dilakukan penulis pemula yaitu 'asal tempel'.
Banyak penulis asal masukkan info tanpa ada kaitan penting dalam cerita.
Ada yang asal tempel tempat.
Dia adalah lulusan Amerika - tapi tidak ada hub apa apa dengan cerita.
Pacarku mempunyai rumah di Tanggerang, aku bertemu dengannya karena dikenalkan temannya yang tinggal di Kerawang.
Jauh jauh ia mau menemuiku (tapi tidak dijelaskan aku di mana dan dia dari mana).
Ada yang asal ngomong jumlah.
Suamiku dijadikan tersangka atas kasus korupsi bernilai triliunan rupiah (Padahal di kisah itu suami kerjanya cuma supir). Please deh, kalau korupsi triliunan mah minimal menteri.
Asal nyebut nama.
Rini masuk kelas, ia langsung duduk di kursinya. Di depan tampak Rudi dan Rama bercakap-cakap. Ada juga Danu yang sibuk membaca. Lalu sampai akhir cerita semua yang disebut namanya tidak dibahas sama sekali. Namanay sekedar tempelan.
Ibu menyiram bunga di taman. Bunga mawar merah, kuning, biru semua bermekaran. Padahal tidak ada mawar warna biru.
Asal nyebut warna tanpa pengetahuan atau tanpa membayangkan akibatnya ngaco.
Intinya, kalau kamu memberi info dalam tulisan pastikan itu tidak asal ngomong. Minimal ada proses berpikir dan basis data dan kepentingan.
Kalau menyebut nama tempat pikirkan kenapa tempatnya di sana.
Kalau menyebut orang pikirkan perlu diberi nama atau sekedar figuran tanpa nama cukup aktivitasnya.
Kalau menyebutkan jumlah pikirkan yang wajar berapa.
Kalau menyebutkan jarak pikirkan jauh atau pendeknya.
Kalau menyebut harga pilih nilai yang wajar.
Jangan asal ngomong, kalau perlu riset.
Ini yang membedakan penulis profesional atau asal ngecap saja.
COMMENTS